Menu
News
Government
Gaya Hidup
Sosok
Wisata
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Beras di Bali Meroket, Distan: Kalau Murah Petani Rugi

Harga Beras di Bali Meroket, Distan: Kalau Murah Petani Rugi Kredit Foto: Antara/Bayu Pratama S
WE Bali, Denpasar -

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan) Provinsi Bali mengomentari kenaikan harga beras dalam beberapa waktu terakhir.

Kepala Distan Bali Wayan Sunada, menilai kenaikan harga beras wajar terjadi. Ia menyebut, kenaikan beras dipengaruhi harga input petani naik.

"Naik sedikit karena input petani juga naik, harga pupuk mahal, pestisida mahal, ongkos tenaga kerja juga mahal, ongkos distribusi juga mahal. Kalau harganya murah petani kita rugi dong," ungkap Sunada, Senin (29/1/2024).

Sunada mengklaim, kenaikan harga beras ini demi meningkatkan kesejahteraan petani yang acapkali tak mendapat keuntungan ketika harga beras turun.

"Kekhawatiran saya adalah kalau harganya terus seperti ini, murah terus petani kita akan lari. Siapa yang menjadi petani kalau berasnya terus menurun?," tutur Sunadi melanjutkan.

Meski begitu, Sunada memastikan ketersediaan beras di Bali masih aman, dengan rutinitas panen mencapai 700 hektare perbulan, ditambah menjelang panen raya.

"Kalau kita mampu menaikkan kesejahteraan petani, tolak ukurnya adalah NTP-nya, nilai tukar petani-nya. Sekarang kan nilai tukarnya sudah di atas 100, mereka sudah bisa menikmati hasilnya," jelasnya.

Dari data Distan Pangan Bali harga beras jenis medium berada dalam kisaran Rp 10.900-Rp 11.580, beras medium I berada di rentang Rp 13.500-Rp 14.600 dan beras premium Rp 14.500-Rp 15.500.

"Kalau ingin membeli beras yang murah beli yang medium karena masing-masing ada kualitasnya beras itu," tutup Sunada.

Penulis/Editor: Nuranda Indrajaya

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel:

Berita Terpopuler

Berita Terkini

Lihat semuanya