Menu
News
Government
Gaya Hidup
Sosok
Wisata
Video
Indeks
About Us
Social Media

Produksi Padi di Bali Terjun Bebas Dampak Kemarau Panjang

Produksi Padi di Bali Terjun Bebas Dampak Kemarau Panjang Kredit Foto: Antara/Mohamad Hamzah
WE Bali, Denpasar -

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Bali I Gede Sedana mengatakan, kemarau panjang memengaruhi ketersediaan air yang membuat produksi padi di Bali turun.

Para petani yang biasanya memanen padi dua kali dalam setahun, kini hanya bisa sekali. Kemarau

"Nah ketersediaan air ini lah yang kemudian intensitas tanamnya menjadi menurun ditingkat petani misalnya yang tadi dia tanam dua kali padi menjadi satu kali atau dia bisa menanam padi tapi lahannya tidak 100 persen," kata Sedana.

Sedana melanjutkan, kemarau panjang ini memberikan dampak pada harga jual beras dan gabah.

"Namun di sisi lain adanya musim seperti ini terjadi kenaikan harga gabah dan ini memang di beberapa daerah bisa langsung dinikmati oleh petani sehingga petani juga merasa ada peningkatan keuntungan dari menjual gabahnya," ujar Sedana.

"Kembali lagi karena kenaikan harga gabah maka harga beras di pasaran juga ikut naik sehingga para petani pun yang menjual gabah kemudian dia harus membeli beras sehingga ya pendapatannya itu kembali juga menjadi rendah."

Menyikapi kekeringan, Sedana mengimbau petani untuk beralih menanam tanaman lain selain padi beberapa subak.

"Sehingga bisa mendapat penghasilan dari sana selain itu sayuran, holtikultura juga ada disana gitu, sehingga ada pemasukan," urai Rektor Universitor Warmadewa tersebut.

"Oleh karena itu kembali bahwa situasi yang sangat kering ini di Bali tidak memberi dampak signifikan, memang ada tapi subak di Bali masih bisa mengatasi dengan cara pengaturan airnya."

Penulis/Editor: Nuranda Indrajaya

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel:

Berita Terpopuler

Berita Terkini

Lihat semuanya