Menu
News
Government
Gaya Hidup
Sosok
Wisata
Video
Indeks
About Us
Social Media

Biang Kerok Kekalahan Ganjar-Mahfud di Bali Terungkap, Terlalu Jemawa?

Biang Kerok Kekalahan Ganjar-Mahfud di Bali Terungkap, Terlalu Jemawa? Kredit Foto: Nuranda Indrajaya
WE Bali, Denpasar -

Dosen Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP) Universitas Udayana Efatha Filomeno Borromeu Duarte, memberikan pandangan terkait kekalahan Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024.

Dari data terbaru Sirekap KPU, Senin (26/2/2024) pukul 11.00 WITA, Ganjar-Mahfud hanya mampu meraih 683.785 atau 43,86 persen suara di Bali.

Mereka tertinggal dari pasangan calon (paslon) nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang meraup 824.773 atau 52,9 persen suara.

Sementara di posisi buncit, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan raihan 50.583 atau 3,24 persen suara.

Perolehan tersebut berdasarkan suara yang terekap di 7.269 dari 12.809 TPS yang berada di Bali atau sekitar 56,75 persen.

Hasil minor yang diperoleh Ganjar-Mahfud pada Pilpres 2024 tentu sangat mengejutkan mengingat Bali dikenal sebagai "kandang banteng" alias lumbung suara PDIP, yang notabene partai pengusung paslon nomor 3 itu.

Efatha menilai, kekalahan Ganjar-Mahfud di Bali akibat kepercayaan diri tinggi alias terlalu jemawa terkait Bali pasti merah sudah pasti coblos mencoblos paslon nomor tiga tersebut.

"Padahal sudah warna-warni, sehingga kontrol pusat terhadap kader di daerah tidak maksimal yang berakibat pada kader yang fokus untuk kemenangan elektorasi legislatifnya masing masing bukan eksekutif (pilpres) Ganjar-Mahfud," jelas Efatha, Senin (26/2/2024).

Faktor kedua yang membuat Ganjar-Mahfud keok di Bali karena blunder penolakan Piala Dunia U-20 dan World Beach Games tahun lalu.

"(Blunder tersebut) membuat silent majority memiliki alternatif pilihan kandidat lainnya, karena merupakan isu yang kontras dan cukup mudah dikonsumsi dan dimobilisasi," terang dia.

Terakhir, lulusan Universitas Brawijaya tersebut menyebut, problem "petugas partai" membuat suara Ganjar-Mahfud terkikis.

"Problem "Petugas Partai" cukup merusak elektorasi andai kalau Ganjar Ketum maka bisa meningkatkan elektabilitas karena dianggap tidak diintervensi," tutupnya.

Penulis/Editor: Nuranda Indrajaya

Advertisement

Bagikan Artikel:

Berita Terpopuler

Berita Terkini

Lihat semuanya