Kredit Foto: Nuranda Indrajaya
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bali melepas 64 ekor penyu di Pantai Sindu, Sanur, Denpasar, Sabtu (10/6/2023).
Pada kegiatan ini, BKSDA Bali melepas tiga ekor penyu sisik, 20 ekor penyu lekang, dan 41 ekor penyu hijau.
Pelepasan penyu ini turut pula dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong, yang merupakan Wakil Menteri (Wamen) LHK.
Dohong menyampaikan, Indonesia merupakan "surga" bagi enam dari tujuh jenis penyu yang ada di dunia.
Oleh karenanya, Dohong mendorong semua pihak untuk mulai sadar menjaga ekosistem penyu.
"Jadi ini sangat penting bagi Indonesia, dan (penyu) adalah ambassador spesies kita, bahwa ini milik kita, bangsa dan negara Indonesia, yang harus kita jaga ekosistem dan kelestariannya.
"Supaya terus bisa berlanjut kehidupan penyu itu sendiri," kata Dohong usai mengikuti kegiatan pelepasan penyu di Pantai Sindu, Sabtu (10/6/2023).
Dohong menyampaikan, dari penyu yang dilepasliarkan, sebagian merupakan barang bukti kasus penangkapan penyu hijau di Bali beberapa waktu lalu.
"Saya harus berterima kasih kepada jajaran Polda Bali, karena telah membantu menangkap pelaku penyelundupan penyu-penyu secara ilegal," ujar Dohong.
Lebih jauh, Dohong menegaskan penyu merupakan satwa yang harus dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106 Tahun 2018.
Ia menerangkan, penyu mulai terancam keberadannya karena kerusakan habitat amibat pembuangan sampah dan limbah.
"Karena itu saya minta kesadaran untuk membuang sampah ke tempat yang sudah disediakan," ucapnya.
"Bahkan di Bali, kami bangun 3 TPST besar untuk pengolahan sampah," lanjut pria kelahiran Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah tersebut.
Sekadar informasi, pelepasan penyu ini merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan di Bali.
Kegiatan ini juga untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan Hari Jadi Bhayangkara yang ke-77.
Penulis/Editor: Nuranda Indrajaya
Tag Terkait:
Advertisement
