Menu
News
Government
Gaya Hidup
Sosok
Wisata
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sosok Nyoman Nuarta: Pematung serta Perancang GWK dan Istana Garuda IKN

Sosok Nyoman Nuarta: Pematung serta Perancang GWK dan Istana Garuda IKN Kredit Foto: Istimewa
WE Bali, Bali -

Pada Juni 2022, pemerintah mempublikasikan desain Istana Garuda di IKN Nusantara. Rancangan tersebut mendapatkan pujian dan tepuk kagum oleh masyarakat Indonesia. Di balik rancangan yang megah tersebut, terdapat tangan terampil orang Bali yang telah malang melintang dalam dunia seni rupa di Indonesia. Ia adalah I Nyoman Nuarta.

Sejak belia, pria kelahiran Tabanan, 14 November 1951 ini tumbuh dalam kebudayaan Bali yang kental. Atas didikan pamannya, Ketut Dharma Susila, seorang guru menggambar dan kelihan adat, ia tumbuh menjadi seorang seniman

Baca Juga: Mengenal Tradisi Melukat: Upaya Penyucian Rohani Masyarakat Bali

Untuk mengasah bakat tersebut, ia melanjutkan studi di Jurusan Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1972. Pada mulanya, ia lebih menggemari dunia seni lukis ketika kuliah di jurusan Seni Rupa. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk banting setir ke jurusan sseni patung setelah ia mengikuti kuliah selama dua tahun.

Pilihan tersebut berbuah manis. Pada 1979, ia memenangkan Lomba Patung Proklamator Republik Indonesia, mengantarkannya ke tangga ketenaran. Sejak saat itu, ia menelurkan berbagai karya besar dan mengagumkan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Proyek Garuda Wisnu Kencana

Salah satu proyek terbesar I Nyoman Nuarta adalah pembangunan megaproyek Garuda Wisnu Kencana (GWK) pada 1990-an. Megaproyek ini merupakan respon Jakarta terhadap perkembangan pariwisata di Bali.

Menurut Carol Warren dalam artikel berjudul The Cultural and Environmental Politis of Resort Development in Bali, pembangunan GWK direncanakan akan bersaing dengan Patung Liberty di Amerika Serikat, dan menelan biaya sekitar Rp80 miliar atau sekitar Rp815 miliar dalam kurs 2022.

Meskipun melibatkan seniman Bali dalam pembangunannya, megaproyek ini mendapatkan penolakan oleh sebagian besar masyarakat Bali. Mereka menyuarakan penolakan ini melalui berbagai rubrik dalam harian Bali Post.

Menghadapi badai penolakan, I Nyoman Nuarta tetap melanjutkan pembangunan GWK. Meski harus terkatung-katung seiring dengan bubarnya Orde Baru, penyokong terbesar pembangunan GWK, ia tetap menggarap megaproyek tersebut.

Usaha gigih yang ia lakukan, pada akhirnya, membuahkan hasil. Pada Agustus 2018, patung GWK berhasil berdiri tegak. Berdirinya patung GWK menjadi puncak kesuksesan I Nyoman Nuarta, setelah 28 tahun berjuang membangun patung yang megah tersebut.

Penulis: Putu Prima Cahyadi
Editor: Lestari Ningsih

Advertisement

Bagikan Artikel:

Berita Terkait